Ciri-ciri Perusahaan Asuransi Berkualitas – Begitu banyaknya pertanyan tentang perusahan asuransi yang berkualitas. Tidak sedikit perusahaan asuransi yang menyatakan dirinya yang terbaik, tetapi apa sebenarnya kriteria asuransi yang berkualias ? Pengetahuan tentang metodologi penelitian penting untuk dipahami apa yang dimaksud dengan “Terbaik” dalam pelaporannya agar kita tau kualitas Asuransi tersebut.
Tujuan utama dari penilaian perusahaan asuransi adalah memahami kemampuan paling mendasar perusahan Asuransi: mengambil alih RISIKO dari Tertanggung. Dalam sudut pandang ini, perusahaan Asuransi seperti BERHUTANG kepada Penerima Manfaat — terutama pada asuransi jiwa. Dalam pemahaman ini kita bisa mengerti mengapa premi pada Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life) mempunyai premi jauh lebih rendah daripada Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life). Semakin pendek jangka waktu, semakin rendah biayanya. Semakin panjang, semakin tinggi kepastian Perusahaan harus membayar Uang Pertanggungan — semakin besar biaya asuransinya.
Soal hutang dari Perusahaan Asuransi ini menjadi pokok yang bersifat senior — artinya lebih utama daripada keputusan keuangan lain di Perusahaan Asuransi. Penilaian keuangan perlu melihat kemampuan jangka panjang Perusahaan memenuhi tuntutan klaim dari setiap polis Asuransi dan kewajiban kontrak semacam Nilai Tunai. Demikianlah kita mengukur kekuatan Perusahaan melalui analisa terhadap neraca, pendapatan rugi laba, kinerja investasi, serta profil bisnis lainnya.
Faktor utama dari Asuransi, terutama Asuransi Jiwa adalah kemampuan untuk menanggung dalam waktu yang panjang, minimal 5 tahun, tak jarang sampai 10 tahun. Aktuaria diberi mandat oleh UU untuk memastikan kemampuan itu — namun hal ini jarang diungkapkan atau dijadikan parameter dalam penilaian. Dengan kondisi ekonomi seperti saat ini, kemampuan perusahaan menanggung menjadi lebih kecil.
Dalam segi ini, Asuransi Unit Link memberikan keleluasaan bagi Perusahaan, karena dalam produk ini risiko investasi ditanggung oleh Nasabah. Sementara Perusahaan dapat terus mengambil biaya asuransi dengan mencairkan unit, jika terjadi penurunan nilai investasi secara menyeluruh, kegagalan investasi ditanggung oleh Nasabah, bahkan sampai ditutupnya polis.
Suatu perusahaan Asuransi Jiwa yang benar-benar kuat adalah perusahaan yang mampu menangani Manajemen Risiko dengan ketat, sehingga mampu terus menjamin suatu Nilai Tunai (Cash Value) apapun kondisi ekonomi — kita perlu menyadari bahwa penjaminan Nilai Tunai tidak ada pada produk Asuransi Unit Link, melainkan ada di Asuransi Seumur Hidup. Tentunya, peningkatan risiko ini disertai oleh peningkatan biaya asuransi — direfleksikan oleh peningkatan premi.
Kondisi Perusahaan juga dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi baik di Indonesia, secara regional, bahkan secara global. Pergerakan suku bunga, cadangan devisa, tingkat inflasi, pergerakan dana antar aset di pasar modal, serta perubahan nilai efek seperti saham (dilihat dari IHSG), juga berperan dalam penilaian terhadap Perusahaan. Kalau semua dalam keadaan positif dan bertumbuh, semua senang. Bagaimana jika kondisi makro ekonomi memburuk? Apakah Perusahaan masih tetap mampu menjamin janjinya sesuai Polis?
Berikut Empat hal yang menjadi tolok ukurnya :
- Pertama adalah kecukupan dana cadangan (Reserve Adequacy), dengan melihat bagaimana kehilangan dana cadangan terjadi sewaktu ada klaim, juga untuk membiayai operasional usaha.
- Kedua adalah penetapan harga (Pricing Expectations), di mana ada tekanan persaingan di satu sisi dan ada beban banyaknya bencana dan terjadinya musibah pada Nasabah karena kondisi kehidupan. Berapakah tingkat harga asuransi yang tepat?
- Ketiga adalah rsiko kematian (Mortality Risk) yang terus menurun, harapan hidup orang semakin lama semakin panjang.
- Keempat adalah ekspektasi risiko kesehatan (Morbidity Risk), di mana tren menunjukkan lebih mudah orang kehilangan kesehatannya karena perngaruh lingkungan hidup.
1. Risk based capital
Merupakan ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial atau kesehatan suatu perusahaan asuransi. Semakin besar rasio kesehatan Risk Based Capital (RBC) sebuah perusahaan asuransi semakin sehat kondisi finansial perusahaan tersebut.
Pembuktian keuangan yang menunjukkan perusahaan tersebut mampu untuk memenuhi tanggung jawab keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Dana Jaminan adalah bagian dari aset Perusahaan yang dimaksudkan sebagai jaminan terakhir dalam rangka melindungi kepentingan para pemegang polis.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya kepada pemegang polis jangka panjang. Nilai yang terbaik dari rasio ini sama dengan dan diatas 100%.
Rasio ini digunakan untuk mengukur efesiensi perusahaan dalam pembelian properti dan aktiva lainnya. Standar rasio terbaik tidak lebih dari 25%.
Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan asuransi mampu meningkatkan premi nya. Ukuran terbaik berdasarkan rata-rata kelompok asuransi. Standar yang terbaik yaitu 33% untuk kelompok asuransi besar, 39% untuk kelompok asuransi menengah, serta 39% untuk kelompok asuransi kecil.
7. Rasio pendapatan premi neto terhadap modal sendiri
Rasio ini digunakan untuk melihat kekuatan modal sendiri terhadap risiko tertanggung sendiri dengan batas dibawah atau sama dengan 33%
Investasi neto/rata-rata investasi, rasio beban klaim neto/pendapatan premineto, rasio laba dengan rata-rata modal sendiri.
Pendapatan investasi ini harus sama dengan atau lebih besar dibandingkan dengan rata-rata suku bunga investasi sebesar 7%. Rasio ini merupakan pendapatan investasi neto perusahaan.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan modal sendiri dalam mencetak laba dengan standar terbaik, yaitu harus sama dengan atau lebih.
Semoga saja nantinya di Indonesia juga terselenggara analisa terhadap Perusahaan Asuransi yang lebih mendalam dan memberikan gambaran tentang kekuatan menanggung risiko yang lebih dalam untuk skenario berdasarkan kenyataan yang ada.